Wednesday, August 31, 2005

TAKDE SAJAK

MERDEKA!

Aku tak mau tulis puisi merdeka
tapi sanggup mati demi ini negara
(aku cinta ia tanpa perlu apa-apa kata-kata)

tepat 12.00 a.m, 31 Ogos 2005, dan aku sendiri-sendiri sedang dengar letupan mercun yang sangat meriah itu.

Wednesday, August 24, 2005

Sajak-sajak VII



DARAH MUDA
(buat kawan yang sangat punk)

Antara alasan aku melangkah
ke dalam lubang jatuh
mungkin anggapan aku masih gagah
meredah dan merempuh
melolos dari perkiraan-perkiraan
bahawa aku sudah murtad dari kemanusiaan

Aku harus tak peduli
duduk kamu melangit tinggi
aku tak perlu gusar
tentang agung orang-orang besar
aku tak mau takut
helah licik pengecut
aku tak mau mati
sebagai hamba abdi

(aku menyepak punggung-punggung sistem
yang selalu memberak orang-orang kecil)



BENCI

Maaf
Aku perlu akui keakuan aku
Aku mau jadi anjing
Bukan lembu gembalaan
Aku mau rasa nikmat kelaparan
Aku mau telan kepayahan
Sebagai orang bermaruah
Bukan seperti babi-babi
Menjual bangsa untuk perut sendiri


(sekadar gambar hiasan, anda berhak membayangkan sesiapa sahaja)


PISAH

Tiap kali kerap
Aku asingkan beza-beza kita
Kamu untuk kamu dan aku aku
Konon ia kan lebih rigid dan jelas
Rupanya menjadi palang-palang jel

Kerap kali setiap
Apa yang aku sebut di hujung telingamu
Cuma lafaz cinta yang nyanyar
Sudah tidak enak didengar

Aku mendiktator
Cinta yang makin luntur
Ia jadi dua wilayah
Kamu kamu / aku aku
Sudah jadi berpisah
terbelah


SETELAH MATI

Setelah aku mati
Masihkah kamu baca ini puisi
Mati-mati aku sangka
Aku sudah memadai istimewanya

Setelah aku mati
Masihkah kamu bacakan doa
Mati-mati aku mati
Untuk lupakan ini fana


ORANG TERBUANG

Aku lantang
kerna aku orang terbuang
aku lancang
kerna aku orang terbuang
aku jalang
kerna aku orang terbuang
aku bintang
kamu lihat sinarnya
tapi cuma memandang
cahayanya tak menyentuh
kulit halusmu
tak mencedera
walau sehelai roma
tapi hatimu
aku luka


DUA HAIWAN

Tolong pelihara
dua ekor haiwanku
yang lapar
satu bernama nafsu
dan satu bernama jiwa
beri makan nafsuku
dengan kenikmatan
beri makan jiwaku
dengan keindahan.


MENDIAM

Hatiku hibernasi
Dalam cintamu yang hangat
Teramat keramat ini tempat
Sampai aku tak mau
Musim panas datang lagi

Mendiam
aku tertakluk di teluk
aku bersemenanjung di jantung
jangan halau aku ke pulau.

esastera.com


BILAH-BILAH

Bila kamu teringat
Percayalah
Aku cuma bilah-bilah
Yang terbelah
Dari sebatang tiang
Yang tumbang



ha ha, aku ialah Susan mayer

DHsusan
Congratulations! You are Susan Mayer, the divorcee
and single mom who will go to extraordinary
lengths for love.


Which Desperate Housewife are you?
brought to you by Quizilla

Thursday, August 18, 2005

Sajak-sajak VI

AKU RINDU

Waktu kamu berpaling
aku cuma maling
aku mengetuk dinding yang paling tebal
mengharap kamu sesal

Kamu patut lagi tahu!
kamu patut lagi tahu!
aku paling rindu.


MENCARI TUHAN

Aku mengadu pada Tuhan
DIA merapat padaku
aku jadi takut dan gentar


KAMU

(Berjenakalah denganku
aku mau ketawa
dan curi-curi lihat
lesung pipitmu)

Itu kamukah sedang senyum?
Bawa bunga sekuntum
Dari taman kalbu.
(Cinta itu kekal harum
walau kita begini-begitu)

tunggu bila hujan rintik
aku punya payung untuk kamu teduh
aku inginkan kamu sungguh-sungguh
setiap sekon berdetik

Ah, Gerimis!
Sekejap lagi
Kan datang pelangi

(tanpa sedar
aku sedang memegang tangan yang hangat)



TAHU

Tahukah kamu gadis?
Tahu.
Tahukah kamu cintaku awan?
Tahu.
Tahukah kamu ia tinggi?
Tahu.
Tahukah kamu ia putih cerah?
Tahu.
Tahukah kamu ia akan jadi gelap dan berat?
Tahu.
Tahukah kamu ia akan jatuh sebagai hujan seperti air mata meratap seorang perawan?
Tahu.
Tahukah kamu mana lautnya?
Hatiku.
Dan pelangi itu?
Indah.


NIL

Tanpa takut dan aku masih
melontar benih-benih hambar
terlantar atas tanah kering gersang
sebelum garis putih melintang
yang cuma tinggal seinci dariku.
(nanti bilang sama mama
aku akan rindu masakannya)

Tanpa ragu dan aku masih
menagih rindu yang selalu kosong
kasih sayang aku pungut satu-satu
walau cinta itu makin menjauh
meninggalkan aku di ambang pintu.
(dan bilang sama papa juga
hatinya itu sebesar dunia)

Tanpa lelah dan aku masih
berlari meredah segala duka dan perih
walau tercalar berdarah
ditikam kejam resah
menunggu waktu-waktu akhir.
(oh, bilang sama adik
dia masih si comel tercantik)

Tanpa keliru dan aku masih
mengatur jigsaw hidup yang aneh
walau tersesat dan tersalah pilih
lalu jadi imej kelam suram
yang aku akan tinggalkan diam.
(pada kawan-kawan yang selalu beri harapan
terima kasih, aku mau pergi mati)


AIRMATA

Airmata
Dicipta tuhan
Kerana kita
Manusia lemah
Terbawa-bawa
Dengan emosi
Kerana kita
Berperasaan
(itupun masih ramai
yang tidak mau menangis
mau jadi binatang)


KENAL KAMU KENAL AKU

Hendak-hendak sahaja fikiran kita jadi makin asing singgah di kawasan 51 atau kesialan nombor 13 agaknya mulai payah dan pecah berterabur yang salah duduk dan berdiri aku kaku kamu molekul terpinggir kita capai tangan masing-masing jadi ranting patah – Oh, kejam cinta kita tanamkan istilahnya – Menerawang dalam alam takut aku jadi kurir pembawa kotak-kotak putih kosong berisi kosong sampai alasan cuma harapan menjadi janji untuk kita pijak penyata sumpahnya supaya kita disumpah untuk jadi pasangan tanpa bayaran kepada Tuhan.

Tidur dalam dakap tanganmu
Aku meletih dan lena
Dan masih belum terjaga
Tanpa mimpi


PERNAH LIHAT ANGIN?

Angin itu seru
kekhuatiran yang kelabu
lemas dalam payah mengerti
tentang mimpi
lalu ngomong tentang cinta asli
ia membawa rindu

Angin itu petah
bahasa yang teramat indah
tingginya bukan calang langit
tak bisa dikait
toh masih perit
menahan sakit debarnya.
Nah, Jamri masih ngelamun
tentang cinta
na na na

Friday, August 12, 2005

Sajak-sajak V


LIDAH
(Al-Fatihah buat Ahmad Deedad)

Lantangkan yang benar
kerana kebenaran
adalah untuk didengar

inilah jalan yang lurus
dan selalu berarus
ujian itu makanan
kerana Tuhan mau berikan
syurga padanya

dia telah pulang
dan kitalah yang hilang
lidah dakwah dan pejuang


SUNYI

Menerjah hingar
dunia yang memudar
ini tiga pagi
aku pemuja sunyi
terlantar
dan waktu tetap berputar
di antara ruang-ruang
setiapnya sepi dan kontang
hening dan terasing
memakan karu hati
memaku segala bunyi
menghadam segala yang payah
dengan kekosongan yang indah.

Aku melarut dalam
alam diam
dan tenggelam.




LADANG GETAH AYAH

(Setiap pagi mencarik garis luka
menjadi titis-titis getah
mengalir ke corong
ke mangkuk rezeki tertumpah
tempat kami bergantung)

Ini ladang getah ayah
Padang mengenal susah dan payah
Pokoknya berbaris lurus tegap
Tertancap pada tanah sejuk lembab

Daunnya segar hijau dan subur
Musim panas ia mengering dan gugur
Dan di hujung sempadan ada paya kecil
Tempat menggagau haruan atau mengail

Kalau musim hujan pula datang
Kami ke ladang jarang-jarang
Biarlah pokok-pokok itu rehat sekejap
Setelah penat kudratnya kami hisap

Disini tempat tercurah basah peluh
Tapi tidak sekali kami mengeluh
Kerana ada rimbun daun jadi peneduh


JEREBU

Kelabu
keliru
menyesakkan
menutup ruang pandang
penuh racun kotoran
tapi jerebu hatiku
tak siapa tahu
ah,
menunggu hujan
aku tak nampak awan

esastera.com




esastera.com


DENGAR

Wah,
rupanya bukan payah
cuma beri rasuah
harganya juga murah

Aku kepingin jadi burung dan punya paruh
Aku ingin mematuk jagung yang belum jatuh
dari ladang orang

aku ini
cuma dengar-dengar cerita lalu akhirnya mau jadi Firaun.

Sunday, August 07, 2005

Sajak-Sajak IV

BERTEMU EMOSI

Kota fikir telah rebah tumbang
aku menggigil dan mulai bimbang
meraba mencari ruang-ruang terang
aku ketemu emosi terlentang
telanjang
histeria dan penuh luka
menangis dengan lagu puitis
meratap dengan sembah harap

(Di pertemuan itu aku tersedar
betapa cinta kita masih mekar)


BINTANG-BINTANG HILANG


Malam sengsara
dan hangat udara khatulistiwa
yang terperangkap
dalam apartment pengap
menghalau aku keluar
duduk-duduk di tepi jalan mengenang
mencari bintang-bintang yang hilang
aku pulang nanti siang.
Malam sengsara
ini mata masih terbuka
diperangkap ruang-ruang gelap
sini tiada sunyi untuk dibuat kawan
cari-carilah perempuan murah
buat berbual dan mengenang
mencari bintang-bintang yang hilang
nanti siang aku pulang.
Malam sengsara
di ini kota
adalah bayang-bayang suram
diri aku yang lemas tenggelam
dalam dunia yang nanah dan karat
lalu mencari rumah tuhan bila sesat
sendiri-sendiri iktikaf dan mengenang
mencari bintang-bintang yang hilang
nanti aku pulang siang.

esastera.com

KATA-KATA

Aku cuma ada kata-kata
manis dan bisa buat kamu menangis
aku cuma ada kata-kata
indah dan kamu bisa jadi gelisah
aku cuma ada kata-kata
cantik dan hatimu bisa ku petik
tapi cuma kata kata
kamu takkan temu rasionalnya

tapi dunia rasional sangat bosan ya?


TINGKAP

Terbuka
aku lihat luar tingkap
aku mengharap jawapan
lalu ku lontar batu ke luar
aku kepingin balasan
lalu ku hulurkan kepala
aku berada di luar tingkap
cuma kepala, lalu aku mau terjun
oh, tidak!
aku mau terbang macam burung
jiwa raga melayang
sebab bebas itu burung kata orang?
boleh memberak sesiapa
aku mau pergi ke bintang
atau tidur di atas awan
lalu kakiku memanjat
di sempadan kebebasan dan penjara
melonjakkan seluruh jasad
aku melambung di udara—
....................
(Aku melihat ke bawah lalu bersumpah)
Aku pasti akan jatuh dan mati
tapi bukan kerana bunuh diri
aku pencari kebebasan abadi



(Sajak buat pengebom berani mati)



O DARA

Mengunyah hidup tawar o dara
pasti tidak enak dan hambar cuma
sekali-sekali cari sushi atau stik
cuba-cuba gaya hidup plastik
tentu tak mengapa o dara
perkara biasa-biasa
ini dunia globalisasi
setiap orang punya hak asasi
lihat-lihatlah contohi Amerika
kalau mau jadi moden bergaya

Oh, Madonna itu punya tuhan pop ya?



KACAU

Ada orang bernyanyi lagu kasih di pantai
Ku seru badai menggulung mereka lemas
Ada orang meniup seruling rindu di sawah
Ku panggil kerbau menanduk dia rebah
Sebelum esok pagi ku amuk sekaliannya
Orang-orang bercinta kerana mereka gila
Memuja bulan dan bintang
Sedang bulan itu gambaran palsu cuma
Bintang itu infiniti yang tak berguna
Lalu datang Majnun padaku berkata
“Kamu lebih tenat dari aku rupanya”



TEGURAN
(Alih bahasa dari puisi "ADMONITION" oleh sylvia Plath)

kalau burung kamu bedah
untuk merajahkan lidahnya
kamu kan potong nada
lagu yang tak pernah patah

kalau kamu lapah singa
untuk keajaiban bulu tengkuknya
kamu kan rosakkan seluruh
dari mana bulu itu tumbuh

Kalau hati kamu cabut
Untuk tahu kenapa berdegup
Kamu kan hentikan masa
Perubahan irama cinta kita

(Ironinya saya telah mengubah puisi sylvia. Ha ha)

Monday, August 01, 2005

Sajak-sajak III

TV

Dengan limpah cahaya warna warni
ia memberi
memakbul segala mimpi
yang molek-molek
paling sempurna dan cantik
lalu indah hidup kita
dalam ini kotak terletak
ukurannya
kita sembah sebagai tuhan
kerana dunia nyata
tidak menemukan kitadengan makna bahagia


SUNYI MALAM MINGGU
(Mengenang umi)

Umi,
Katamu dulu
paling indah adalah waktu begini
malam minggu dengan bulan mengambang
sinarnya mengimbang warna gelap hidup.

Umi,
ke kota kamu bergelandang
hilang
yang dapat aku kini doa
moga hatimu terus tenang senang
walau dimana meranjang
ah, awas neon-neon yang terang
warnanya nafsu yang telanjang
bersembunyi di celah bayang.

Umi
mengenang kamu yang pernah hadir
dari longkang malam minggu yang hanyir
mohon ampun kalau aku juga
lelaki keji seperti mereka.

(Tuhan, aku tak berdaya
berikanlah dia cahaya)


TINGGALAN

Kadangkala peristiwa
lebih pedih tafsirannya
lebih sedih ungkapannya
setelah menjadi sejarah
kerana dunia telah berubah
rumah kita telah rebah
denai-denai
telah ditumbuhi lalang
anai-anai
telah membuat sarang
tiang telah tumbang
cuma memori
yang masih indah dalam mimpi


TIADA LAGI

Telah hancur jiwa
telah lebur cinta
telah luntur rasa
aku melintasi sungai hidup
dengan kolek sengsara
terumbang dan mabuk
lalu mencari bentuk
yang melenyap
menjadi asap
aku merasai kekosongan
lopong dan berlubang
aku mencari kalung
bukan untuk digantung
cuma mengikat ia menjadi rantai
pada kaki agar aku tak bisa berlari


LISTRIK

tiada lagi makna
yang terindah hanya kata-kata
yang menghidupkan
kemanisan cinta
biar ia mengalir dalam diri
menggetar hangat api
mengejutkan jiwa yang mati


MATAHARI PAGI

Hujan pejur
dari tadi malam
ada guntur
menikam-nikam
deras air mengalir
dari tanah tinggi
mencipta alur sendiri
menghanyutkan daun-daun mati
mencari sungai

pondok di hujung kampung
dihempap pokok tumbang
kera di dalam hutan
menggigil kesejukan
di ladang getah
tiada siapa menarah
ini pagi
matahari tak nampak-nampak
tapi cahayanya tetap jua menyerbak


PULANG

Ini perjalanan panjang
merentang gunung dan padang lalang
di lermbah aku rebah
di laut aku hanyut
cuma kemudiannya untuk pulang
membawa luka dan parut
cinta yang tak sempat ku rebut
ranting yang tak dapat ku paut


LATA

Aku lata
di ini kota praja
tiada siapa-siapa
bukan jua peliharaan
cuma bukan haiwan

aku lata
mengongsi lembah-lembah
tempat paling bawah
merayap-rayap untuk dipijak
menonggeng-nonggeng untuk di sepak

aku lata
tak punya makna
tiada suara
tiada nombor dan angka

aku lata
aku menanti neraka

Sajak-sajak II

TIDUR DI PERAHU

tidur di perahu
di tasik bergelombang perlahan
angin menghembus kerinduan
mengangkat aku ke kayangan
dilindung langit cerah berseri
dan awan meredupkan mentari
dan burung yang berlegar
berkicau bising dan hingar
menjadi lagu kasih sayang
girang berpuisi dondang
dan ikan-ikan berhambur
ke permukaan menjulur
mencari nafas
sebelum ke dasar lekas-lekas

Tidur di perahu
beroleng-oleng bagai di buai ibu
waktu aku kecil dahulu
dodoinya adalah air berkocak
menjadi riak-riak
sebelum hilang ditelan tenang
tanpa gelombang dan ombak

Tidur di perahu
senang-lenang di sini
tiada apa yang perlu aku peduli
tiada yang harus aku kesali

KERONSANG UNTUK USTAZAH
(Buat Nur Salina)

Wajah gadis kecil itu girangnya kian terserlah
kerna hatinya tak sabar mau cepat ke sekolah
di wajahnya ada kemesraan yang menyapa
wajahnya ada kemanjaan kasih ibu dan bapa
wajahnya ada tulus hati dan molek budi bahasa
dan di koceknya ada keronsang yang menjadi hadiah
mahu nanti dia berikan pada ustazah

Hatinya girang walau itu keronsang RM dua cuma
kerana kata bapa nilai dan harga bukanlah apa-apa
asal kamu ikhlas memberi orang pasti hargai
dan dia tersenyum sendiri
membayangkan wajah ustazah nanti
dengan senyum mesra membuka hadiah kecilnya
(ah,
dengan ilmu dan didikan yang ustazah beri
ini bukanlah untuk membalas jasa dan budi
cuma sekadar menjadi ingatan
betapa jasa ustazah tidak saya lupakan)

Gadis kecil itu meninggalkan ibunya di seberang jalan
tidak sabar-sabar dia mahu menyertai rakan-rakan
melangkah cepat-cepat mengekori di belakang
sebelum tiba-tiba ada lori mendatang
kawan-kawannya bertempiaran ke seberang
malang dia tidak mampu berbuat apa-apa
dan dari bawah lori dia berlari ke syurga.


HARIMAU JADIAN

aku harimau jadian
cuma harimau jadian
bukan setan
atau harimau betul
bukan manusia
kerana aku telah jadi
harimau
harimau jadian
bukan harimau
tapi cuma jadian
belum betul-betul harimau


SENJA SUDAH DATANG

senja sudah datang
aku mau pulang
yang baik ku kenang
yang buruk kubuang
kalau malam aku sesat
pulang semula kerumahmu
bukalah pintu
aku cuma gelandangan
melarat.

Ah,
ufuk telah jingga
dengan izin yang esa
aku mohon pergi
moga kita jumpa lagi
nanti


AKU AKAN CUBA

telah aku cuba
berulang kali
jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun dan jatuh dan bangun
dan jatuh
dan aku akan bangun
dan cubadan cuba dan cuba dan cuba dan cuba dan cuba dan cuba dan cuba dan cuba
untuk tidak jatuh
lalu kata seorang teman
kamu takkan bangun
kalau kamu tidak jatuh
dan kamu takkan cuba
kalau kamu tidak gagal.


SUNYI DAN DIAM

sepi paling sunyi
kaladiam
sepi paling diam
kalasunyi
sepi paling sunyi dan diam
kalamati.


MUSAFIR DAN FAKIR

musafiran ini
hanya diteman matahari
panas dan terik
haus
mungkin nanti aku hilang pedoman
dan pengsan (atau mati)
lalu kuadukan pada tuhan
hanya tuhan