Tuesday, September 20, 2005

Sajak-sajak X

MENARI DENGANMU

Norah Jones memetik piano asyik
terlontar suara gemersik dari pita
The poets are demanding their pay
They've left me with nothin' to say

kita menari di ruang tamu
dan di sebelah pihakku
menyeru kamu dengan bisik
dan kelopak bunga
berselerak di pintu
harumnya ditiup bayu kencang
dan hilang di malam
gitar bes dan degup jantung
nadanya menggetar dengan satu
lagu
aku cuba untuk fahami tentang
langkah-langkah yang kita atur
irama yang melagukan cinta
korusnya yang hangat
aku menelan satu senyum
dan hari yang larut pekat
dan dingin angin
dan gitar solo dengan nada sederhana
balada yang bahagia
just hold me and tell me that you'll be here to love me today


Sajak di atas atas pengaruh tulisan Abdullah Jones yang boleh di baca di
abdullahjones.blogspot.com


LALAI

Hamparan dunia buat aku lena
oleh enak dan empuk kasurnya
aku belum mau jaga o mimpi
mari ulit aku dengan indah dan berahi

Aku bernafas dari hawa kasturi
terlalai tentang pahitnya hari mati.


TAK MAU

Bila terpecah segala
serpihnya aku kutip untuk bina semula
sebuah ingatan
dan ombaklah yang telah memecah
masa lalu yang mengubah daratan
sejarah jua yang masih kaku
menjadi sebuah tugu memori
bongkah batu yang bongkak tegak
keras hati dan tak mau layu lagi.


DIA

Aku melihat dia
sekuntum bunga cantik
yang ku fikir tak bisa dipetik
tiada landasan untuk mulai
sebagai orang yang asing sangat
tidak jua tempat ia harus tamat
cuma yang aku arif benar
rasa sudah terjerat
pada pandang pertama
kerana dia bidadari
diturunkan untuk memberi
siksa lemas dalam gelora
kerana aku tak berani
menghulur tangan padanya.

Friday, September 16, 2005

...

kamu memberi mawar
tapi ia bukan penawar
tidak aku tidak tau bila
aku telah mulai aneh
khuatir tentang harus ia
jadi penting atau remeh

KALENDAR

KALENDAR

semalam pucat
besok mulai pekat
kalendar berputar setiap lembar
tua dan dewasa pada angka-angka
dia selalu kejam pada usia
aku mau kembali
dimasa yang aku jadi manusia
yang tak pernah peduli
untuk apa adanya hari
dunia ini membuat aku tenat tapi
tetap mau hidup sampai kiamat nanti

Tuesday, September 13, 2005

Sajak-sajak IX

MULAI PAYAH

O cinta sudah mendingin
Sudah luruh
Musim ini terlalu angkuh untuk kita redah
Aku lelah
Menggelupas luka lalu dan berdarah
Aku berserah
Jalan lengang di persimpangan
Aku memilih yang paling pendek
Ada papan tanda ke neraka
Celaka!


DARI STESEN PEMISAH

Sampai suatu malam yang kejam
Setiap baris tiang lampu adalah garis-garis pemisah
Dari celah tingkap keretapi aku lihat kamu
Angin kencang menerpa lalu airmata
Sudah tidak berharga

Gerabak ini bertolak laju dan landasan
Digilis-gilis sebuah korban dan harapan
Sudah tiada rangkap puisi manis mau ku tulis
Lelaki di sebelah menyanyi lagu cinta
Dan dia patut mati dahulu hendaknya

Aku merasa kosong dan jerlus
Keretapi ini masih melurus pada landas
Tertinggal Johor Bahru menjadi kota rindu
Aku merasai sunyi dengan terjah paling keras!
Aku menuju hari depan yang aku sendiri tak mau


PENAMAT

Mara dan tujui
Makna sebenar yang berselimut
Aku masih takut membongkar
Setiap lembaran
Dapatkah kamu mencium nafasku
O kalbu sudah panasaran
Sudah sampai saat aku sedar
Sebelum siang aku harus harakiri
Sebuah rasa yang dulu tak berbelah bagi


TENTANG KITA

Bagaimana ia datang dan pergi bukan penting
harus kamu tahu semakin beza dan asing
itulah yang melontar kita masing-masing
cuma sedar selalu alpa dalam ruang masa
siapa tahu sudah rapuh segala?

Tidak juga tidak aku tau
tidak sekali tentang jawapan yang kamu perlu
anggapan yang kadang silap selalu jadi perkiraan
total menjadi makna dan kita tak mengubah apa
adakah aku akan selalu rindu?

Melihat kamu dengan pandangan paling jelas
aku menatap bintang paling sempurna
tapi tidakkah kamu sedar dengan waras?
untuk kamu aku tak bermakna apa-apa.

Soon u’ll know, my love.


MALAM FUNFAIR 97
(Mengenang kamu)

lelaki-lelaki dengan seragam depan pintu
bermuka angkuh seperti pengawal kelab malam
anak-anak berkejar dan jatuh tapi tidak menangis
pemuda berbaju hitam dengan gambar bengis tengkorak
gadis-gadis tertawa dan wajah manis mengorak

ini malam ada konsert XPDC barangkali
memecah diam pekan kami yang selalu sunyi
kekelawar jadi keliru dan aneh dengan
warna-warni neon dan bunyi-bunyian

Oh oh, ada permainan membaling dart dan gelung
dan bola ping-pong atau mengira kacang dalam balang
ada hadiah patung comel atau kereta mainan
paling besar motorsikal atau TV 29 inci
ada juga rumah hantu yang bermisteri
menjerit gadis dengan acah pemuda menunjuk berani
si ayah yang lelah melepas anak dalam keretapi mini
lalu memegang tangan ibu yang wajahnya berseri
terasa seperti pesta di Amerika lagaknya
gambaran dari kotak fikir orang-orang desa
cukup melepas resah hidup kami yang secangkir cuma.

Ketemu dia sedang membaling dart bersungguh
Kekok dan satupun tidak menyentuh papan
Menawan walau wajahnya hampa mengeluh
Kawannya tertawa dan ah moi menggeleng kepala
Lalu ku hulur patung beruang yang aku menang
“Orang lelaki tak boleh simpan ini jadi mainan”
dia menyambut dengan matanya bercahaya terang
dan senyum paling indah bikin sesiapapun gundah
aku jadi resah cinta sudah datang menjengah.


BUAT KAWAN

Takkan berulang masa lalu
kamu masih kamu aku tau
walau kita ini lain-lain
dan apa membuat kita resah?
di mana dunia yang telah pecah
dan berubah buat kita lelah?
Takut? Aku juga, aku juga kawan
sunyi menikam kita dari belakang
dunia membuat kita cedera
sesat kita tetap temu sesuatu
walau itu bukan kehendak dan mau
sekarang adakah kita masih gagah
meredah?
tak akan tau jawapan
sebelum kita melangkah
tapi nanti kawan
pundakmu terlalu berat menahan
dimana-mana jika kamu menoleh
akan ada orang yang masih
seperti kamu seperti aku


AKU BENCI TULIS PUISI

Setiap kata yang aku tulis
akan mengingatkan kamu
akan terfikirkan kamu